Nusa Kambangan adalah nama sebuah pulau di Jawa Tengah yang lebih dikenal sebagai tempat terletaknya beberapa Lembaga Pemasyarakatan (LP) berkeamanan tinggi di Indonesia. Pulau ini masuk dalam wilayah administratip Kabupaten Cilacap dan tercatat dalam daftar pulau terluar Indonesia. Untuk mencapai pulau ini orang harus menyeberang dengan kapal feri atau kapal-kapal nelayan yang disewakan untuk transportasi dari pelabuhan khusus di Cilacap selama kurang-lebih sepuluh menit. Pelabuhan feri pulau ini bernama Wijayapura. Sedangkan Pelabuhan feri utama yang ada di Nusakambangan adalah Pelabuhan Sodong, khusus untuk kepentingan transportasi keluarga dan pegawai serta narapidana.
Semula terdapat sembilan LP di Nusa Kambangan (untuk narapidana dan tahanan politik), namun kini yang masih beroperasi hanya tinggal empat, yaitu LP Batu (dibangun 1925), LP Besi (dibangun 1929), LP Kembang Kuning (tahun 1950), dan LP Permisan (tertua, dibangun 1908). Lima lainnya, yaitu Nirbaya, Karang Tengah, Limus Buntu, Karang Anyar, dan Gleger telah ditutup. Wilayah selatan pulau menghadap langsung ke Samudera Indonesia dengan pantai berkarangnya dan ombak besar. Wilayah utara menghadap Cilacap dan dikelilingi kampung-kampung nelayan sepanjang hutan bakau, antara lain Kampung Laut dan Jojog.
Penghuni Nusakambangan hanya para narapidana dan pegawai LP beserta keluarganya, di bawah pengawasan Departemen Kehakiman dan Pemda Cilacap. Keluar-masuk pulau ini harus memiliki ijin khusus dengan prosedur tertentu. Anak-anak para pegawai bersekolah di SD yang tersedia di dalam pulau. Untuk meneruskan ke tingkat lanjutan (SMP, SMU, atau perguruan tinggi), mereka harus bersekolah di Cilacap atau kota lainnya di Pulau Jawa.
Pintu Masuk LP
Lepas dari itu, sebenarnya keberadaan napi di LP Nusakambangan tidak se-menyeramkan yang kita bayangkan. Di sana, tak banyak dijumpai penjaga LP yang bersenjata lengkap. Jika siang hari (08.00 - 16.00) banyak napi yang di lepas di luar LP untuk berkarya seperti berkebun, beternak, menggembala hewan ternak, bahkan berjualan hasil karya mereka di dalam LP seperti batu akik, dan kerajinan tangan lainnya kepada wisatawan atau pengunjung Nusakambangan lainnya.
Yang mengherankan lagi, banyak napi yang seharusnya sudah bebas, namun mereka enggan untuk keluar dari nusakambangan. Entah mereka takut jika tidak bisa diterima kembali di masyarakat atau mereka kerasan hidup di nusakambangan.. Banyak pula para napi atau mantan napi yang menikahi warga pribumi atau dari keluarga penjaga LP yang berdomisili di Nusakambangan.
Pulau Nusakambangan yang berstatus sebagai cagar alam, selain sering digunakan untuk latihan militer, juga merupakan habitat bagi pohon-pohon langka, namun banyak yang telah ditebang secara liar. Saat ini yang tersisa kebanyakan adalah tumbuhan perdu, nipah, dan belukar. Kayu pawlar yang hanya dapat ditemukan di pulau ini banyak dicuri karena setelah dikeringkan, mempunyai kualitas yang setara dengan kayu dari Kalimantan.
Di Nusakambangan juga terdapat berbagai jenis satwa dan tumbuhan langka. Antara lain bunga Rafflesia (Rafflesia padma), Bunga / Kembang Wijayakusuma (Pisonia sylvestris), dan tumbuhan endemik platar jawa (Dipterocarpus litoralis). Adapun jenis satwa langka antara lain Macan Kumbang (Panthera pardus), Landak (Hystrix brachyura), Trenggiling (Manis javanica), Biyawak, Ular Sanca (Phyton sp) dan King Cobra.
Kembang Wijayakusuma
Nusakambangan terbagi dalam empat kawasan konservasi Cagar Alam (CA). Yaitu CA Nusakambangan bagian barat seluas 928 hektare, CA Nusakambangan Timur seluas 277 hektare, CA Wijayakusuma seluas 1 hektare dan, CA Karangbolong seluas 0,5 hektare.
Di Pantai Permisan pesisir selatan Pulau Nusakambangan, pasir putih membentang dengan ombak yang super deras karena bibir pantai landai dan langsung berhadapan dengan jalur ganas ombak Samudera Hindia. Pantai ini biasa dijadikan tempat "uji-nyali" prajurit marinir; untuk mendapatkan baret merah dalam upacara pembaretan.
Di pantai ini terdapat pulau karang yang dinamai "Pulau Syahrir" terdapat prasasti sebuah bayonet marinir yang tertancap di atas karang. Pulau ini dinamai Pulau Syahrir karena konon pejebat negara yaitu Perdana Menteri pertama Indonesia yaitu Syahrir, sebelum menjadi Perdana Menteri pernah tertahan di pulau tersebut. Saat air pasang, Syahrir sedang berada di pulau tersebut dan tidak bisa kembali ke daratan Nusakambangan. Beliau harus menunggu air laut surut kembali.
Pantai Permisan dan Pulau Syahrir dengan prasasti "KOMANDO" tempat pembaretan marinir
Pulau Syahrir tampak dekat
Bagi masyarakat Kabupaten Cilacap, Pulau Nusakambangan diyakini telah mampu meminimalisir korban jiwa akibat terjangan gelombang tsunami 17 Juli 2006. Atas alasan itu pula, Pulau terluar Indonesia bagian selatan tersebut menjadi benteng tsunami yang sewaktu-waktu bisa kembali terjadi. Tapi, di tengah-tengah pulau tersebut, penambangan batu kapur terus dilakukan oleh PT. Holcim Tbk untuk bahan baku Portland Cement.
Secara tradisional, penerus dinasti Kasultanan Mataram sering melakukan ritual di pulau ini dan menjadikannya sebagai "hutan ritual". Di bagian barat pulau, di sebuah gua yang terletak di areal hutan bakau, ada semacam prasasti peninggalan jaman VOC. Di ujung timur, di atas bukit karang, berdiri menara Mercusuar Cimiring dan benteng kecil peninggalan Portugis. Berbagai macam tumbuhan khas ritual budaya Jawa ditanam di sini. Nusakambangan tercatat sebagai pertahanan terakhir dari tumbuhan wijayakusuma yang sejati. Dari sinilah nama pulau ini berasal: Nusa Kembangan, yang berarti "pulau bunga-bungaan".
Jarangnya sentuhan manusia pada alam Nusa Kambangan, justru membuatnya nampak alami, segar dipandang dan relatif bersih dari pencemaran. Lihat saja Pantai Permisan yang menghadap ke laut selatan. Ombak besar dengan karang di tengah, indah dipandang hanya tampak sedikit sampah tak berarti, pohon & bukit alami dan bersih. Lambang Kopasus terlihat diatas karang di Pantai Permisan, menandakan daerah tersebut sebagai salah satu basis komando.
Menurut beberapa sumber cerita Permisan bermakna perpisahan, seseorang yang sudah masuk ke Permisan maka dia tak akan kembali. Nusa Kambangan memang pulau tenang yang menghanyutkan.
Beberapa Narapidana / Residivis yang sempat menikmati hukuman di LP Nusakambangan :
- Johnny Indo
- Kusni Kasdut
- Pramoedya Ananta Toer
- Tommy Soeharto
- Bob Hasan
- Amrozi
- Imam Samudra
- Muklas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar